Sunday, March 28, 2010

Jenggot, Celana Cingkrang dan Cadar dalam Perspektif Syariah


Pada suatu ketika seorang sahabat mengunjungi Nabi SAW dengan memakai baju yang jelek.” Rasul SAW lalu bertanya, “Apakah engkau memiliki harta? Ia jawab, “Iya”. Rasul SAW bertanya lagi, “Dari mana harta itu kau peroleh?” Ia menjawab, “Allah SWT telah memberikanku (harta berupa) unta, kambing, kuda dan budak” Rasul SAW kemudian bersabda, “Jika Allah SWT memberimu harta, maka tampakkanlah bekas (hasil/manfaat) nikmat dan kemurahan Allah SWT yang diberikan kepadamu itu” (HR. Abu Dawud)

Suatu ketika rasul bersabda kepada para sahabatnya, ”Tidak akan masuk surga seorang yang di hatinya terdapat sifat riya”. Kemudian ada yang bertanya tentang seorang yang memakai pakaian yang indah, sandal yang mewah dan surban yang mahal. Apakah orang itu telah riya karena berpenampilan melebihi yang lainnya. Rasul SAW kemudian menjawab, ”Belum tentu, karena Allah SWT itu indah dan senang pada keindahan. Yang dimaksud riya adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. (HR. Bukhari Muslim)

Beberapa hadits ini menjadi bukti bahwa Rasulullah SAW sangat mendambakan umatnya untuk tampil dan terlihat indah, rapi dan bersih. Memperhatikan penampilan sehingga tidak ada halangan banginya untuk dapat bergaul dengan semua kalangan masyarakat. Yang barakibat terjaganya citra agama Islam sebagai agama yang bersih dan anggun.

Dalam kehidupan sehari-hari, anjuran tersebut bersifat fleksibel dan relatif. Disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta profesi sehari-hari. Tidak terpaku pada satu model saja asalkan tidak dimaksudkan untuk sekedar bergaya, pamer kekayaan atau menyombongkan diri. (Etika Bergaul di tengah Gelombang Perubahan, kajian kitab kuning, 25-26) Jika di dalam teks-teks keagamaan secara tidak langsung ditemukan larangan atau anjuran untuk berhias dengan model tertentu, maka hal itu harus dilihat dalam konteks yang lebih luas. Tidak hanya terpaku kepada pengertian secara harfiyah saja.

Intinya adalah bagaimana seorang muslim berhias dan memperindah dirinya dengan tetap mendahulukan kesopanan, menutup aurat dan kerapian serta tidak berlebihan dan urakan. Dan yang terpenting adalah tidak untuk menimbulkan rangsangan atau menggoda orang lain. Inilah makna dari firman Allah SWT:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ اْلأُولَى (الأحزاب، 33)
dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (QS. Al-Ahzab, 33)



1. Memelihara Jenggot

Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا حَجَّ أَوْ اعْتَمَرَ قَبَضَ عَلَى لِحْيَتِهِ فَمَا فَضَلَ أَخَذَه صحيح البخاري، 5442)

Dari Ibn Umar dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tampillah kalian berbeda dengan orang-orang musyrik, peliharalah jenggot dan cukurlah kumis”. Dan ketika Ibn Umar melaksanakan haji atau umrah, beliau memegang jenggotnya, dan ia pun memotong bagian yang melebihi genggamannya” (Shahih al-Bukhari, 5442)

Walaupun hadits ini menggunakan kata perintah, namun tidak serta merta, kata tersebut menunjukkan kewajiban memanjangkan jenggot serta kewajiban mencukur kumis. Kalangan Syafi’iyyah mengatakan bahwa perintah itu menunjukkan sunnah. Perintah itu tidak menunjukkan sesuatu yang pasti atau tegas (dengan bukti Ibnu Umar sebagai sahabat yang mendengar langsung sabda Nabi Muhammad Saw tersebut masih memotong jenggot yang melebihi genggamannya). Sementara perintah yang wajib itu hanya berlaku manakala perintahnya tegas.

Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari menyatakan mencukur jenggot adalah makruh khususnya jenggot yang tumbuh pertama kali. Karena jenggot itu dapat menambah ketampanan dan membuat wajah menjadi rupawan. (Asnal Mathalib, juz I hal 551)

Dari alasan ini sangat jelas bahwa alasan dari perintah Nabi Muhammad SAW itu tidak murni urusan agama, tetapi juga terkait dengan kebiasaan atau adat istiadat. Dan semua tahu bahwa jika suatu perintah memiliki keterkaitan dengan adat, maka itu tidak bisa diartikan dengan wajib. Hukum yang muncul dari perintah itu adalah sunnah atau bahkan mubah.

Jika dibaca secara utuh, terlihat jelas bahwa hadits tersebut berbicara dalam konteks perintah untuk tampil berbeda dengan orang-orang musyrik. Imam al-Ramli menyatakan, “Perintah itu bukan karena jenggotnya. Guru kami mengatakan bahwa mencukur jenggot itu menyerupai orang kafir dan Rasululullah SAW sangat mencela hal itu, bahkan Rasul SAW mencelanya sama seperti mencela orang kafir” (Hasyiyah Asnal Mathalib, juz IV hal 162)

Atas dasar pertimbangan ini, maka ulama Syafi’iyyah berpendapat bahwa memelihara jenggot dan mencukur kumis adalah sunnah, tidak wajib. Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya. Apalagi bagi seorang yang malah hilang ketampanan dan kebersihan serta kewibawaannya ketika ada jenggot di wajahnya. Misalnya apabila seseorang memiliki bentuk wajah yang tidak sesuai jika ditumbuhi jenggot, atau jenggot yang tumbuh hanya sedikit.

Adapun pendapat yang mengarahkan perintah itu pada suatu kewajiban adalah tidak memiliki dasar yang kuat. Al-Halimi dalam kitab Manahij menyatakan bahwa pendapat yang mewajibkan memanjangkan jenggot dan haram mencukurnya adalah pendapat yang lemah. (Hasyiyah Asnal Mathalib, juz V hal 551). Imam Ibn Qasim al-abbadi menyatakan bahwa pendapat yang menyatakan keharaman mencukur jenggot menyalahi pendapat yang dipegangi (mu’tamad). (Hasyiah Tuhfatul Muhtaj Syarh al-Minhaj, juz IX hal 375-376)

2.Memakai Celana Cingkrang

Asal mula penggunaan celana cingkrang seperti yang dipakai oleh sebagian komunitas muslim adalah untuk menghindari larangan Nabi Muhammad SAW. Karena dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرْ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ ثَوْبِي يَسْتَرْخِي إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ لَسْتَ تَصْنَعُ ذَلِكَ خُيَلاَءَ (صحيح البخاري، 3392)

Dari Abdullah bin Umar RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang memanjangkan pakaiannya hingga ke tanah karena sombong, maka Allah SWT tidak akan melihatnya (memperdulikannya) pada hari kiamat” Kemudian sahabat Abu Bakar bertanya, sesungguhnya bajuku panjang namun aku sudah terbiasa dengan model seperti itu. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya engkau tidak melakukannya karena sombong”(Shahih a-l-Bukhari, 3392)

Hadits ini harus dilihat dari konteksnya, begitu pula dengan urutan dari sabda Nabi SAW tersebut. Dengan jelas Nabi SAW menyebutkan kata karena sombong bagi orang-orang yang memanjangkan bajunya. Hal ini berarti bahwa larangan itu bukan semata-mata pada model pakaian yang memanjang hingga menyentuh ke tanah, tetapi sangat terkait dengan sifat sombong yang mengiringinya.

Sifat inilah yang menjadi alasan utama dari pelarangan tersebut. Dan sudah maklum apapun model baju yang dikenakan bisa menjadi haram manakala disertai sifat sombong, merendahkan orang lain yang tidak memiliki baju serupa. Al-Syaukani menjelaskan, ”Yang menjadi acuan adalah sifat sombong itu sendiri. Memanjangkan pakaian tanpa disertai rasa sombong tidak masuk pada ancaman ini.” Imam al-Buwaithi mengatakan dalam mukhtasharnya yang ia kutip dari Imam al-Syafi’i, ”Tidak boleh memanjangkan kain dalam shalat maupun di luar shalat bagi orang-orang yang sombong. Dan bagi orang yang tidak sombong maka ada keringanan berdasarkan sabda Nabi kepada Abu Bakar ra”(Nailul Awthar, juz II hal 112) Imam Ahmad bin Hanbal dalam salah satu riwayat berkata, ”Memanjangkan pakaian dalam shalat hukumnya boleh jika tidak disertai rasa sombong” (Kasysyaf al-Qina`, juz I hal 276)

Oleh karena itu, memanjangkan baju bagi orang yang tidak sombong tidak dilarang. Boleh-boleh saja sebagaimana dikatakan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat Abu Bakar RA. Sedangkan hukum haram hanya berlaku bagi mereka mengenakan busana dengan tujuan kesombongan, walaupun tanpa memanjangkan kain. Karena realitas saat ini kesombongan itu tidak hanya bisa terjadi kepada mereka yang mamakai baju panjang menjuntai, tetapi juga mereka yang memakai gaun mini. Mereka merasa apa yang digunakan adalah gaun yang berkelas, sehingga meremehkan orang lain. Dan inilah hakikat pelarangan tersebut.

Dari sisi lain, mengartikan hadits ini hanya dengan celana cingkrang adalah tidak tepat karena nabi menyebut hadits itu dengan kata pakaian (tsaub), sementara pakaian tidak hanya celana tetapi juga baju, surban, kerudung dan lainnya. Itulah sebabnya ulama menyatakan bahwa keharaman itu berlaku umum kepada semua jenis pakaian. Ukurannya adalah ketika baju itu dibuat dan dikenakan melebihi ukuran biasa. Dalam Syari’at, demikian ini disebut isbal. Isbal adalah menjuntaikan pakaian hingga ke bawah. Memanjangkan lengan tangan gamis adalah perbuatan yang dilarang karena termasuk isbal yang dilarang dalam hadits. Bahkan Qadhi Iyadh yang menyatakan ”Makruh hukumnya menggunakan semua pakaian yang ukurannya melebihi ukuran yang biasa, baik luas atau panjangnya” (Nailul Awthar, juz II hal 114)

Dari sinilah, maka larangan isbal seharusnya tidak hanya berlaku untuk celana, tetapi semua jenis busana jika di dalam mengenakannya disertai dengan rasa sombong, itu diharamkan. Begitu pula dengan memanjangkan kerudung adalah hal terlarang jika disertai sikap sombong, apalagi merasa dirinya paling beragama. Dengan demikian pakaian yang sudah biasa dikenakan kebanyakan umat islam saat ini baik berupa sarung maupun celana (bagi laki-laki) sampai di bawah mata kaki namun tidak menjuntai ke tanah tidak termasuk yang dilarang oleh agama berdasarkan beberapa penjelasan para ulama di atas.

3. Memakai Cadar

Firman Allah SWT:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ (النور، 31)

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. (QS. Al-Nur, 31)

Ayat ini menjelaskan perintah Allah SWT kepada perempuan-perempuan muslim untuk merendahkan pandangannya serta menjaga kemaluannya, lebih umum lagi adalah seluruh organ reproduksinya. Terkait dengan pembahasan aurat, ayat ini menegaskan larangan untuk menampakkan seluruh anggota badan perempuan kecuali yang biasa nampak darinya (ma dhahara minha). Inilah yang kemudian menjadi batasan aurat bagi perempuan,

Yang menjadi perdebatan kemudian, karena ayat ini tidak menyebutkan secara detail anggota badan yang dimaksud. Itulah sebabnya para ulama berbeda pendapat tentang apakah yang dimaksud Allah SWT dalam firman-Nya itu. Mayoritas ulama (jumhur) menyatakan bahwa yang dimaksud adalah wajah dan kedua tangan. Keduanya adalah sesuatu yang biasa nampak ketika seseorang melakukan interaksi sosial. Wajah adalah penanda pertama untuk mengenali seseorang. Begitu pula dengan tangan yang digunakan untuk berbagai keperluan.

Di dalam tafsir Ibn Katsir dikutip keterangan dari al-A’masy Dari Sa’id bin Jubair dari Ibn Abbas, “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak darinya” ia berkata, “Wajah dan kedua tangan dan cincinnya”. Al-Marghinani dari kalangan Hanafiyah mengatakan, “Seluruh anggota badan perempuan adalah aurat kecuali wajah dan kedua tangannya” (al-Hidayah, juz I hal 158).

Dalam madzhab Malik, Syaikh Ibn Khallaf al-Baji memberikan keterangan, “Terkadang seorang Istri menemani suaminya yang makan bersama laki-laki lain. Dalam kondisi seperti ini, laki-laki- tersebut boleh melihat wajah dan kedua tangan wanita tersebut . Sebab dua anggota tubuh tersebut adalah yang biasa terlihat ketika makan. (Al-Muntaqa syarh al-Muwaththa’ juz IV hal 252 )

Ibn Hajar dari kalangan Syafi’iyyah menukil pendapat dari Qadhi Iyadh bahwa terjadi ijma’ bahwa seorang perempuan tidak wajib menutup wajahnya. Karena menutup wajah hukumnya sunnah dan, oleh karena itu, laki-laki yang berada di depannya juga disunnahkan memalingkan pandangan karena itulah perintah al-Qur’an” (Tuhfatul Muhtaj Syarh al-Minhaj, juz VII hal 193)

Dari sekian pendapat ini, tidak ada satupun yang menegaskan kewajiban memakai cadar, karena memang wajah itu bukan termasuk aurat yang wajib ditutupi. Pemakaian cadar yang berlaku di masyarakat Arab dahulu adalah tradisi bagi masyarakat tertentu. Ada pendapat dari golongan Hanafiyyah yang mewajibkan cadar karena wajah termasuk anggota yang wajib ditutup. Namun penerapan dari pendapat ini juga harus melihat konteksnya. Karena bisa jadi pemakaian cadar itu justru menyebabkan pemakainya terisolir manakala hal tersebut tidak bisa diterima oleh masyarakat setempat, Apalagi hanya karena persoalan ini akan menyebabkan perpecahan antara umat Islam karena disertai tudingan salah bagi mereka yang tidak memakai cadar.

Dengan demikian, memelihara jenggot, memakai celana cingkrang, dan memakai cadar tidak bisa dikategorikan sebagai identitas Islami. Pertama, karena dari segi dalil, hal tersebut masih terjadi perdebatan ulama dari dulu sampai sekarang (khilafiyah). Bahkan terhitung lemah dalilnya bagi yang mewajibkannya. Kedua, di samping lemah dalil, memelihara jenggot, memakai celana cingkrang dan memakai cadar tidak ada signifikansi dan pengaruhnya dalam realitas hidup kekinian. Ketiga, sebagian yang dianggap identitas Islami itu pada kenyataannya juga digunakan oleh tokoh-tokoh non-muslim yang memusuhi Islam. Misalnya Fidel Castro, perdana menteri Cuba yang komunis, Calvin (pembaharu Perancis yang juga nasrani), Karl Mark (bapaknya para komunis) dan lain sebagainya. Semuanya mengggunakan jenggot. Foto-fotonya bisa dilihat di berbagai buku ensiklopedi.

Semakin sulit kita menjelaskan ketika ada pertanyaan: “Katanya jenggot itu identitas Islami. Tetapi mengapa orang non-muslim yang memusuhi Islam juga menggunakannya?”. ***



Jangan lupa baca yang ini juga



138 comments:

abu hamzah April 7, 2010 at 11:54 PM  

assalaamu'alaykum

ahlus sunnah wal jama'ah adalah orang-2 yang mencintai sunnah-2 Nabi sholalloohu 'alaihi wasallam. Termasuk di antaranya adalah bahwa tidak ada yang menolak bahwa jenggot adalah termasuk sunnah. tidak ada yang menolak bahwa tidak isbal juga merupakan sunnah. tidak ada yang menolak pula bahwa hijab yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan adalah wajib.

sekarang...mari kita lihat para "tokoh-2" Islam yang ada di lingkungan Anda.

apakah mereka telah menjadi teladan di dalam menjalankan sunnah-2 Nabi sholalloohu 'alaihi wasallam???

bahkan masih banyak istri-2 para "tokoh" tersebut yang tidak menutup aurotnya secara sempurna, sehingga masih tampak rambutnya, lengannya, pakaian yang membentuk tubuh, dan semisalnya.

intinya, apakah kalian malu wahai kaum Muslimin apabila kalian berjenggot atau bercelana cingkrang??? malu kah kalian dgn contoh dari nabi kalian sendiri???

semoga Allah Ta'ala memperbaiki kondisi kaum Muslimin. Nas'alullooh as salaamah wal 'afiyah.

Anonymous April 12, 2010 at 3:09 AM  

NU tinggal kenangan...

hi hi .. gimana tuh bapak penulis.. tentang komennya Abu Hamzah.. kenyataan tuh yang ada di lapangan.. fakta yang ga terbantahkan.. akibat apa hayooo..?? "Org NU terlalu bangga dg semboyan Tolerannya yg kebablasan, sehingga malu untuk memperaktekan ajaran-ajaran suci dari Nabinya". kalo konsisten saya yakin hal-hal di atas yang antum angkat ga perlu di kritisi. Memakai pakaian di atas mata kaki( itu jelas sunnah, kalo ga mau mewajibkannya padahal yg benar wajib), memelihara jenggot jga sunnah apalagi menutup tubuh wanita dengan pakaian yg syar'i jelas wajib.
yang ke-2 generasi mutaakhirin NU malu untuk belajar dari para pendiri mereka, benarkah ini NU yg seperti di cita2kan Oleh Mbah Yai Wahab Hasbullah dan Mbah Yai Hasyim..?? baca kembali sejarah kalian.. ataukah ini NU yg udah kekenyangan makan dana sumbangan dari kafir yahudi ( http://hidayatullah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1499&Itemid=1 )

yaz d revo April 29, 2010 at 1:43 AM  

Seandainya Nabi kita orang amerika mungkin antum-antum ini sekarang sudah memakai topi koboi dan memegang pistol...hehehe...
jubah maupun cadar merupakan produk budaya arab bukan produk islam...sebelum Nabi kita dilahirkan bangsa arab sudah memakainya...jadi bedakan mana agama dan mana budaya...
kalau Nabi dulu mengendarai onta, seharusnya sekarang antum-antum ini kemana-mana naik onta dong...kenapa kok malah beli mobil? Nabi kita gak mobilan kok...
seharusnya antum-antum ini sadar ini Indonesia, dan seharusnya tau diri ormas islam yang sangat berperan dalam meraih kemerdekaan Indonesia ya NU dan Muhammadiyah, bukan kalian kalau mau jadi arab pergi sono ke arab gak usah disini...!

Anonymous May 2, 2010 at 7:00 PM  

tinggalkan menafsir hadits hanya secara leksikal.
saya ingi berpendapat dalam hal celana cingkrang. dahulu, zaman nabi, terdapatlah suatu dimana dalam masyarakat tersebut dilanda kemiskinan. mereka tidak punya pakaian yang layak. kebanyakan mereka memakai pakaian yang terbuat dari kulit kambing (catatan: ini menandakan kemiskinan waktu dahulu). karena keadaan mereka sangat miskin, mereka pun membuat celana dengan bahan yang terbatas hanya sampai 3/4 bagian kaki. yang penting aurat tertutup. kemudian ketika sedang shalat berjamaah di masjid masyarakat tersebut, maka datanglah seseorang kaya raya yang mengenakan celana yang panjan dan sampai menyusuri tanah. dengan maksud menyombongkan diri. dari alasan itu, masyarakat tersebut mengadukan perkara tersebut kepada nabi, dan nabi pun waktu itu bersabda “Barang siapa yang memanjangkan pakaiannya hingga ke tanah karena sombong, maka Allah SWT tidak akan melihatnya (memperdulikannya) pada hari kiamat”. benar sekali, maksud hadits itu adalah seseorang akan masuk neraka apabila sombong. bukan berarti akan masuk neraka bagi yang tidak memakai celana cingkrang. hadits tersebut tidak relevan lagi dengan keadaan sekarang. jadi janganlah menafsir hadits secara leksikal, tapi lihatlah relevansinya juga.

Anonymous May 12, 2010 at 3:08 AM  

Assalamu'alaikum,

Sebagai tambahan wawasan yang mau belajar bidang2 ilmu Islam (madzhab Syafi'i) ada di sini:

http://jomfaham.blogspot.com/2008/12/hukum-memelihara-janggut.html

Mudah2an penulis yang bersangkutan mendapat rahmat Allah SWT. Amiin.

Anonymous May 20, 2010 at 7:44 PM  

Ternyata Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan bahwa cadar itu wajib.

MUKTAMAR VIII NAHDLATUL ULAMA
Keputusan Masalah Diniyyah Nomor : 135 / 12 Muharram 1352 H / 7 Mei 1933 Tentang
HUKUM KELUARNYA WANITA DENGAN TERBUKA WAJAH DAN KEDUA TANGANNYA

Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya keluarnya wanita akan bekerja dengan terbuka muka dan kedua tangannya? Apakah HARAM atau Makruh? Kalau dihukumkan HARAM, apakah ada pendapat yang menghalalkan? Karena demikian itu telah menjadi Dharurat, ataukah tidak? (Surabaya)

Jawaban :
Hukumnya wanita keluar yang demikian itu HARAM, menurut pendapat yang Mu’tamad ( yang kuat dan dipegangi - penj ).
Menurut pendapat yang lain, boleh wanita keluar untuk jual-beli dengan terbuka muka dan kedua tapak tangannya, dan menurut Mazhab Hanafi, demikian itu boleh, bahkan dengan terbuka kakinya, APABILA TIDAK ADA FITNAH.

LIHAT REFERENSI :
Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2004 M), halaman123-124, Pengantar: Rais ‘Am PBNU, DR.KH.MA Sahal Mahfudh; Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU Jatim dan Khalista, cet.III, Pebruari 2007.

sandhi May 20, 2010 at 7:47 PM  

ernyata Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan bahwa cadar itu wajib. Fatwa ini membuktikan bahwa cadar telah dikenal di kalangan kaum muslimin Indonesia. Jadi cadar bukanlah barang baru, asing, atau radikal dan bukan pula identitas khusus kelompok tertentu, ajaran teroris apalagi dikatakan sebagai bukan ajaran Islam atau aliran sesat.
Sebaliknya, cadar adalah ajaran Islam, ajaran Rasulullah , ajaran para sahabatnya dan ajaran para ulama ahlussunnah wal jama’ah ; maka dari itu tidak boleh dan tidak patut seorang muslim mengolok-oloknya, menghinanya atau melecehkannya.

MUKTAMAR VIII NAHDLATUL ULAMA
Keputusan Masalah Diniyyah Nomor : 135 / 12 Muharram 1352 H / 7 Mei 1933 Tentang
HUKUM KELUARNYA WANITA DENGAN TERBUKA WAJAH DAN KEDUA TANGANNYA

Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya keluarnya wanita akan bekerja dengan terbuka muka dan kedua tangannya? Apakah HARAM atau Makruh? Kalau dihukumkan HARAM, apakah ada pendapat yang menghalalkan? Karena demikian itu telah menjadi Dharurat, ataukah tidak? (Surabaya)

Jawaban :
Hukumnya wanita keluar yang demikian itu HARAM, menurut pendapat yang Mu’tamad ( yang kuat dan dipegangi - penj ).
Menurut pendapat yang lain, boleh wanita keluar untuk jual-beli dengan terbuka muka dan kedua tapak tangannya, dan menurut Mazhab Hanafi, demikian itu boleh, bahkan dengan terbuka kakinya, APABILA TIDAK ADA FITNAH.

LIHAT REFERENSI :
Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas, dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2004 M), halaman123-124, Pengantar: Rais ‘Am PBNU, DR.KH.MA Sahal Mahfudh; Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU Jatim dan Khalista, cet.III, Pebruari 2007.

Abu Anas June 1, 2010 at 12:56 AM  

tu': yaz d revo
Ente bilang:
"...cadar merupakan produk budaya arab bukan produk islam...sebelum Nabi kita dilahirkan bangsa arab sudah memakainya...jadi bedakan mana agama dan mana budaya.."
ente tahu sejarah kapan disyari'atkan hijab ga sih? blajar dulu yg bener baru komentar

Anonymous June 1, 2010 at 9:32 PM  

Berjenggot itu :
1. Mengikuti sunnah kebiasaan para Nabi.
2. Menyelisihi orang-orang musyrik dan kafir, yang mayoritas tidak berjenggot dan membenci jenggot.
3. Menjadi ciri khas kaum muslimin yang berani mengikuti cara hidup idolanya, yaitu Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sementar yg tidak berjenggot mengikuti cara gaya hidup siapakah kira2 yg jadi idolanya?
4. Bagian dari 10 sunnah-sunnah yang fitri, yang harus dilaksanakan oleh kita karena inilah budaya dan adab Islam yang tidak pernah ditetapkan oleh orang kafir dan musyrik.
Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَشْرٌ مِنَ الْفِطْرَةِ: قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ اْلأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ اْلإِبْطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ. قَالَ زَكَرِيَّاءُ: قَالَ مُصْعَبٌ: وَنَسِيْتُ الْعَاشِرَةَ، إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ الْمَضْمَضَةُ.
“Sepuluh perkara berikut ini termasuk perkara fithrah yaitu memotong kumis, memanjang jenggot, siwak, istinsyaq, memotong kuku, mencuci ruas-ruas jari, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan dan istinja.” Zakariyya berkata: “Mush’ab berkata, ‘Aku lupa yang kesepuluh, kecuali kalau dimasukkan madhmadhah (berkumur-kumur)’.” (HR. Muslim no. 603)

5. Jadi, apa keberatan kalian dengan jenggot? Kenapa kalian apriori dg org yang berjenggot sementara kalian bangga dg meniru gaya hidup musyrikin dan kafirin?

sandhi June 1, 2010 at 10:47 PM  

Di dalam Kitab Tafsir Jalalain, karya Jalaluddin ibn Muhammad Al-Mahalli رحمه الله dan Jalaluddin ibn Abi Bakrin as-Suyuthi رحمه الله; digunakan di hampir seluruh dunia dan pondok-pondok pesantren di Indonesia sejak masa dahulu; disebutkan:

 Tafsir QS. An-Nuur : 31: وَلاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ إلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا (...dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari padanya), yaitu :
“wajah dan kedua telapak tangan, maka dibolehkan terlihat lelaki asing jika tidak takut terjadi fitnah; pada satu pendapat. Pendapat kedua, diharamkan terlihat (wajah dan telapak tangan) karena dapat mengundang fitnah, (pendapat ini) kuat untuk memutus pintu fitnah itu.”


 Tafsir QS.Al-Ahzaab: 59 tentang jilbab, يُدْنِــينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ (...Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…), yaitu :
“Bentuk jamak dari jilbab, yaitu pakaian besar yang menutupi perempuan, yaitu menurunkan sebagiannya ke atas wajah-wajah mereka ketika keluar untuk suatu keperluan hingga tidak menampakkannya kecuali hanya satu mata saja.”

Anonymous June 10, 2010 at 7:50 AM  

Kalau bisa perbedaan pendapat ini jgn sampai memecah belah Ukhuwah Islamiyah...Solusi yg plg tepat saling menghargai,bukan kah perbedaan pendapat menjadi Rahmat,..!Laksanakan apa yg diyaqini oleh masing2 ..nanti juga akan diminta pertanggung jawabanNya.

Anonymous August 7, 2010 at 4:10 PM  

hadits : "perbedaan adalah rahmat" itu dhoif (lemah), jangan antum jadikan tameng..

lagian kenapa sih kalangan NU tidak mau meneliti hadits shahih dan hasan (tentunya selain Bukhori dan Muslim). padahal imam Syafi'i (yg katanya NU bermadzhab Syafi'i) sangat menekankan pentingnya hadits shahih. disinilah kelemahan NU, asal mereka dengar hadits begini dan begini (tanpa dicek lagi kebenaran hadits), mereka langusng saja mengamalkan..

Anonymous August 8, 2010 at 6:54 PM  

ayo dibandingkan, amalan Nabi -shallallahu alaihi wa sallam-, para sahabat -radhiyallahu anhum- dan para imam madzhab dengan para syaikh yang diagungkan NU..

http://addariny.wordpress.com/2010/01/12/jenggot-haruskah-2/

orang yang berhati jernih pasti akan melakukan apa yang Nabi dan sahabatnya lakukan, dan meninggalkan apa yang imam empat haramkan (imam syafii jg mengharamkan lho, hayo para NU-ers, katanya pengikut imam syafii????)

Anonymous August 8, 2010 at 7:05 PM  

"Atas dasar pertimbangan ini, maka ulama Syafi’iyyah berpendapat bahwa memelihara jenggot dan mencukur kumis adalah sunnah, tidak wajib"

sepertinya orang2 NU ini TIDAK MEMBACA (atau MENUTUP MATA??) sumber induk madzhab syafii (yaitu Al Umm milik imam syafii sendiri, syarh muslim oleh imam nawawi- yg keduanya adalah pembesar madzhab syafii dan yang dijadikan rujukan di madzhab ini). NU hanya mengambil PENDAPAT2 LEMAH dari madzhab syafii..

termasuk diantaranya pengucapan niat dalam ibadah. sudah jelas Imam nawawi dan syafii tidak melafadzkan niat (imam nawawi menjelaskan, adanya sebagian ulama syafii yg mengucapkan niat krn salah memahami perkataan imam syafii-baca Al Majmu)..

parah, ulama itu pewaris para Nabi. tapi bukannya menyuburkan ajaran Nabi tapi malah melenyapkan..

Umar August 13, 2010 at 6:16 PM  

Assalamualaikum warokhmatullahi wabarokatuh

Antum-antum sekalian, sebaiknya kita semua bersama-sama belajar sunnah bersama-sama, tafsir Al Qur'an, bahkan menjadi Hafidz kalau bisa, semuanya kita kembali ke ajaran Rasulullah solallahualaihi wa sallam, para shokhabat radiyallahuanhu (salafus solih), tabiit tabi'in, ayo semuanya, belajarlah sampai dalam, kita selamatkan saudara-saudara muslim kita dari kesesatan yang nyata.

"Diriwayatkan dari Abu Musa radiyallahuanhu: Aku bertanya: "Wahai Rasulullah! Apakah sifat muslim yang paling baik?" Rasulullahh solallahualaihi wa sallam bersabda:"Seseorang yang menyelamatkan kaum muslimin dengan lidah dan tangannya." (Bukhori & Imam Muslim)

inor-malang August 22, 2010 at 10:18 PM  

amalan sunnah itu nggak cuma pelihara jenggot, berkata2 yg baik & sopan,tidak menjelek-jelekkan sesama, tidak berburuk sangka (apalagi sampe mengkafirkan saudara seiman), membantu org lain, dll....marilah saling menghargai perbedaan, jgn karena perbedaan yg 'ringan' ini malah membuat permusuhan di kalangan islam, kita gaperlu merasa paling benar, paling pintar ilmunya, bahkan paling punya hak atas surga sehingga org lain tempatnya di neraka....harapannya semoga setiap diskusi semakin membawa manfaat @ ukhuwah islamiyah bukan malah memperuncing keadaan yg gak perlu diruncingkan....semoga hati kita tetap diberi kelembutan sehingga hidayah Alloh tetap terlimpahkan kpd kita semua...amiiinnn

Anonymous August 22, 2010 at 11:22 PM  

utk umar : yakin ni dengan perkataan anda "perbedaan yang ringan" ? apakah syariat Islam yg dibawa Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- mmg sedemikian ringan sehingga dgn mudah kita bs meninggalkannya? bukankah sangat indah jk kita tunduk dan patuh saja pada syariat? yg tentu dengan cara demikian ini maka tdk akn ada lagi perbedaan..

Anonymous September 3, 2010 at 11:00 AM  

Laa Ilaa Ha Illallah, Muhammadun Rasulullah....
Cukuplah kalimat itu yang mengikatkan kita sebagai Saudara seiman. Biar nanti Allah yang menentukan mana yang salah dan bagaimana yang benar. Manusia tidak berhak menghakimi manusia yang lain, apalagi saudara seiman. Cukuplah kalimat itu..kalimat itu saudaraku.
Laa Ilaa Ha Illallah, Muhammadun Rasulullah

Anonymous September 5, 2010 at 7:59 PM  

Saudaraku Semua, Hendaklah kita berpegang teguh dengan Sunnah Rosulullah SAW dan tidak pantas menyelisihnya, semoga diberi hidayah. Jangan taklid buta tetapi berpeganglah dengan Sunnah!
Agama Islam memerintahkan para pemeluknya untuk mengikuti dalil dan tidak memperkenankan seorang untuk bertaklid (baca: mengekor/membeo) kecuali dalam keadaan darurat (mendesak), yaitu tatkala seorang tidak mampu mengetahui dan mengenal dalil dengan pasti. Hal ini berlaku dalam seluruh permasalahan agama, baik yang terkait dengan akidah maupun hukum (fikih). apabila seorang mengikuti (pendapat) suatu individu (ustadz, kyai, dan semisalnya) tanpa mempertimbangkan (pendapat) orang lain (yang semisal dengan individu tadi), semata-mata karena hawa nafsu dan dia membelanya dengan lisan serta tangannya tanpa mempertimbangkan bahwa individu tersebut berada dalam kebenaran atau tidak, maka orang ini tergolong ke dalam kalangan jahiliyah. Meskipun (pendapat) individu yang diikutinya tersebut benar, amalan yang dikerjakannya tetap tidak terhitung sebagai amalan yang shalih. Apabila ternyata yang diikutinya keliru, maka orang (yang bertaklid) tadi berdosa.” (Majmu’ al-Fatawa 7/71;Asy-Syamilah).

Wallahu al-muwaffiq.

Anonymous September 9, 2010 at 10:49 AM  

Allahu akbar. Jangankan memahami masalah janggut, cadar, dll. Umat Islam banyak yang tidak tahu tempat ibadahnya.
Banyak yg mengganggap bahwa rumah adalah tempat ibadahnya. Kalau ikut ujian pasti salah semua..
Ayo jawab, tempat ibadah umat Islam apa namanya ?
a. Rumah b. Masjid/Mushola

Mohon jawabannya ya pak ustadz, mana yg bener.

Sholat boleh Molor waktunya atau tidak ?
a. Boleh b. Tidak

Wanita yang pake jilbab itu agamanya apa ?
a. Islam b. Tidak tahu

Wanita yang tidak pake jibab agamanya apa ?
a. Islam b. Tidak tahu

Anonymous September 9, 2010 at 10:53 AM  

Satu lagi... banyak yang puasa tapi tidak sholat

Seharusnya pemahaman seperti ini sudah sejak dini, sejak TK, SD, SMP, SMA sudah ditanamkan.
Tapi sayang, sistem pendidikan kita yang kacau balau. Wanita dan pria bercampur jadi satu... rumit ngaturnya.
Sebelum sholat digunakan untuk istirahat, waktunya sholat...masuk kelas.... lha kapan sholatnya.

Guru-guru yang muslimah juga banyak yg tidak mengenakan jilbab.

Anonymous September 9, 2010 at 10:55 AM  

Jadi bingung, NU mengaku ahlusunnah wal jamaah, tapi jarang ke masjid.
Paling kalau pas acara hura2... gebuk-gebukan rebana.. atau nyanyi -nyanyi... nyetel kaset ceramah...
wis mbuhlah.... Ngakunya ahlussunah tapi wanitanya jarang pake jilbab. cuma kerudung slempangan.....

Anonymous September 9, 2010 at 10:59 AM  

1. Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ، وَفِّرُوا اللِّحَى، وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ! (رواه البخاري: 5892)ـ

Dari Ibnu Umar r.a., Rosul -shollallohu alaihi wasallam- pernah bersabda: Selisihilah kaum musyrikin, biarkanlah jenggot kalian panjang, dan potong tipislah kumis kalian! (HR. Bukhori: 5892)

2. Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:

انْهَكُوا الشَّوَارِبَ وَأَعْفُوا اللِّحَى! (رواه البخاري: 5893)ـ

Dari Ibnu Umar r.a., Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: Potong tipislah kumis kalian, dan biarkanlah jenggot kalian! (HR. Bukhori: 5893)

3. Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:

خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ، أَحْفُوا الشَّوَارِبَ، وَأَوْفُوا اللِّحَى! (رواه مسلم: 259)ـ

Dari Ibnu Umar, Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Selisilah Kaum Musyrikin, potong pendeklah kumis kalian, dan sempurnakanlah jenggot kalian!”. (HR. Muslim: 259)

4. Rosul -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:

جُزُّوا الشَّوَارِبَ، وَأَرْخُوا اللِّحَى، خَالِفُوا الْمَجُوسَ! (رواه مسلم: 260)ـ

Dari Abu Huroiroh r.a., Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: Potonglah kumis kalian, biarkanlah jenggot kalian, dan selisihilah Kaum Majusi. (HR. Muslim: 260)

Mirza September 27, 2010 at 6:00 AM  

Sunnah yang paling penting adalah berkata yang ma'ruf (mulia lagi baik)...

Bukan hanya sunnah secara dhohiriyyah (lahiriyah) yang perlu dilakukan, tetapi juga secara adabiyah (tata krama) dalam kehidupan. Rasul SAW sangat santun dalam perilaku juga perkataan dan perbuatan beliau, maka pantaslah beliau oleh Allah diberi gelar Uswatun Hasanah (Suri Tauladan yang baik)

Anonymous September 30, 2010 at 7:32 PM  

Cadar Dalam Kitab NU (1)

Yang dimaksud dengan kitab-kitab NU di sini adalah kitab-kitab yang sering dikaji oleh saudara-saudara kita yang berafiliasi kepada NU.

Di antara buku yang terkenal di kalangan NU adalah kitab Safinatun Najah yang maknanya adalah perahu keselamatan.
Buku adalah buku pemula bagi orang yang hendak belajar fikih Syafii. Buku ini ditulis oleh Salim bin Sumir al Hadhrami-berasal dari Hadramaut Yaman- namun beliau meninggal di Jakarta.

Ketika membahas tentang aurat, penulis mengatakan:

فصل: العورات أربع: الرجل مطلقا والأمة في الصلاة ما بين السرة والركبة.

“Fasal (tentang aurat)
Aurat itu ada empat macam:

Pertama, aurat laki-laki dalam semua keadaan dan aurat budak perempuan adalah bagian badan antara pusar dan lutut.

وعورة الحرة في الصلاة جميع بدنها ما سوي الوجه والكفين.

Kedua, aurat perempuan merdeka (baca:bukan budak) ketika shalat adalah seluruh badannya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya.

وعورة الحرة والأمة عند الأجانب جميع البدن.

Ketiga, aurat perempuan merdeka dan budak perempuan yang harus ditutupi ketika bersama dengan laki-laki ajnabi (bukan mahrom) adalah seluruh anggota badannya.

وعند محارمهما والنساء ما بين السرة والركبة.

Keempat, aurat perempuan merdeka dan budak perempuan yang harus ditutupi ketika bersama dengan laki-laki yang berstatus mahrom dengannya adalah bagian badan antara pusar dan lutut” (Safinatun Najah yang dicetak Nurud Duja-terjemah Safinatun Najah dalam bahasa Jawa- hal 58-59, terbitan Menara Kudus tanpa tahun).

Tegas dalam kutipan di atas bahwa menurut penulis Safinatun Najah seorang perempuan merdeka harus menutupi seluruh tubuhnya (termasuk mata) tanpa terkecuali ketika bertemu dengan laki-laki ajnabi baik di rumah, di warung, di pasar ataupun di sekolah.

Sebagaimana yang ditegaskan oleh Kyai Asrar bin Ahmad bin Khalil Wonosari Magelang dalam Nurud Duja fi Tarjamah Safinatun Najah. Terjemah Safinatun Najah dalam bahasa ini diberi kata pengantar oleh penerjemahnya pada tanggal 17 Sya’ban 1380 H atau 1 Januari 1961 M dan diberi kata sambutan oleh Kyai Muhammad Baidhawi bin Abdul Aziz Lasem pada tanggal 27 Jumadil Akhir 1380 H atau 16 Desember 1960 M dan Kyai Bisri Mushthofa Rembang pada 28 Jumadil Akhir 1380 H atau 17 Desember 1960 M.

Di halaman 59, Kyai Asrar pada komentar no 3 mengatakan, “Nomer telu: aurate wadon merdeka lan amah naliko sandingan karo wong lanang liya yo iku sekabehane badan”.

Yang artinya dalam bahasa Indonesia, “Macam aurat nomer ketiga adalah aurat perempuan merdeka dan budak perempuan ketika berada di dekat laki-laki ajnabi adalah seluruh badannya”.

Penjelasan penulis Safinatun Najah dan Kyai Asror dari Wonosari Magelang tersebut tidaklah bisa dipraktekkan kecuali jika para perempuan memakai burqoh atau cadar yang menutupi seluruh badan termasuk mata. Kalau sekedar cadar yang masih menampakkan kedua mata masih dinilai kurang sesuai dengan penjelasan di atas.

Yang sangat disayangkan mengapa belum pernah saya jumpai saudara-saudara kita para mbah romo kyai NU yang menerapkan aturan ini pada istrinya (baca:bu nyai) atau pada anak-anaknya. Belum pernah juga saya jumpai warga nahdhiyyin yang menerapkan kandungan kitab Safinatun Najah ini padahal mereka sangat sering mengkaji kitab ini.

Mengapa realita berlainan dengan teori di kitab? Adakah belajar agama itu sekedar wawasan bukan untuk diamalkan?

Moga Allah selalu menuntun langkah-langkah kita menuju ilmu manfaat dan amal shalih yang berlandaskan ilmu yang benar.

Anonymous September 30, 2010 at 7:33 PM  

Yang dimaksud dengan kitab-kitab NU di sini adalah kitab-kitab yang sering dikaji oleh saudara-saudara kita yang berafiliasi kepada NU.

Di antara buku yang terkenal di kalangan NU adalah kitab Safinatun Najah yang maknanya adalah perahu keselamatan.
Buku adalah buku pemula bagi orang yang hendak belajar fikih Syafii. Buku ini ditulis oleh Salim bin Sumir al Hadhrami-berasal dari Hadramaut Yaman- namun beliau meninggal di Jakarta.

Ketika membahas tentang aurat, penulis mengatakan:

فصل: العورات أربع: الرجل مطلقا والأمة في الصلاة ما بين السرة والركبة.

“Fasal (tentang aurat)
Aurat itu ada empat macam:

Pertama, aurat laki-laki dalam semua keadaan dan aurat budak perempuan adalah bagian badan antara pusar dan lutut.

وعورة الحرة في الصلاة جميع بدنها ما سوي الوجه والكفين.

Kedua, aurat perempuan merdeka (baca:bukan budak) ketika shalat adalah seluruh badannya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya.

وعورة الحرة والأمة عند الأجانب جميع البدن.

Ketiga, aurat perempuan merdeka dan budak perempuan yang harus ditutupi ketika bersama dengan laki-laki ajnabi (bukan mahrom) adalah seluruh anggota badannya.

وعند محارمهما والنساء ما بين السرة والركبة.

Keempat, aurat perempuan merdeka dan budak perempuan yang harus ditutupi ketika bersama dengan laki-laki yang berstatus mahrom dengannya adalah bagian badan antara pusar dan lutut” (Safinatun Najah yang dicetak Nurud Duja-terjemah Safinatun Najah dalam bahasa Jawa- hal 58-59, terbitan Menara Kudus tanpa tahun).

Tegas dalam kutipan di atas bahwa menurut penulis Safinatun Najah seorang perempuan merdeka harus menutupi seluruh tubuhnya (termasuk mata) tanpa terkecuali ketika bertemu dengan laki-laki ajnabi baik di rumah, di warung, di pasar ataupun di sekolah.

Sebagaimana yang ditegaskan oleh Kyai Asrar bin Ahmad bin Khalil Wonosari Magelang dalam Nurud Duja fi Tarjamah Safinatun Najah. Terjemah Safinatun Najah dalam bahasa ini diberi kata pengantar oleh penerjemahnya pada tanggal 17 Sya’ban 1380 H atau 1 Januari 1961 M dan diberi kata sambutan oleh Kyai Muhammad Baidhawi bin Abdul Aziz Lasem pada tanggal 27 Jumadil Akhir 1380 H atau 16 Desember 1960 M dan Kyai Bisri Mushthofa Rembang pada 28 Jumadil Akhir 1380 H atau 17 Desember 1960 M.

Di halaman 59, Kyai Asrar pada komentar no 3 mengatakan, “Nomer telu: aurate wadon merdeka lan amah naliko sandingan karo wong lanang liya yo iku sekabehane badan”.

Yang artinya dalam bahasa Indonesia, “Macam aurat nomer ketiga adalah aurat perempuan merdeka dan budak perempuan ketika berada di dekat laki-laki ajnabi adalah seluruh badannya”.

Penjelasan penulis Safinatun Najah dan Kyai Asror dari Wonosari Magelang tersebut tidaklah bisa dipraktekkan kecuali jika para perempuan memakai burqoh atau cadar yang menutupi seluruh badan termasuk mata. Kalau sekedar cadar yang masih menampakkan kedua mata masih dinilai kurang sesuai dengan penjelasan di atas.

Yang sangat disayangkan mengapa belum pernah saya jumpai saudara-saudara kita para mbah romo kyai NU yang menerapkan aturan ini pada istrinya (baca:bu nyai) atau pada anak-anaknya. Belum pernah juga saya jumpai warga nahdhiyyin yang menerapkan kandungan kitab Safinatun Najah ini padahal mereka sangat sering mengkaji kitab ini.

Mengapa realita berlainan dengan teori di kitab? Adakah belajar agama itu sekedar wawasan bukan untuk diamalkan?

Moga Allah selalu menuntun langkah-langkah kita menuju ilmu manfaat dan amal shalih yang berlandaskan ilmu yang benar.

Anonymous September 30, 2010 at 7:33 PM  

Cadar Dalam Kitab-Kitab NU

Yang dimaksud dengan kitab-kitab NU di sini adalah kitab-kitab yang sering dikaji oleh saudara-saudara kita yang berafiliasi kepada NU.

Di antara buku yang terkenal di kalangan NU adalah kitab Safinatun Najah yang maknanya adalah perahu keselamatan.
Buku adalah buku pemula bagi orang yang hendak belajar fikih Syafii. Buku ini ditulis oleh Salim bin Sumir al Hadhrami-berasal dari Hadramaut Yaman- namun beliau meninggal di Jakarta.

Ketika membahas tentang aurat, penulis mengatakan:

فصل: العورات أربع: الرجل مطلقا والأمة في الصلاة ما بين السرة والركبة.

“Fasal (tentang aurat)
Aurat itu ada empat macam:

Pertama, aurat laki-laki dalam semua keadaan dan aurat budak perempuan adalah bagian badan antara pusar dan lutut.

وعورة الحرة في الصلاة جميع بدنها ما سوي الوجه والكفين.

Kedua, aurat perempuan merdeka (baca:bukan budak) ketika shalat adalah seluruh badannya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya.

وعورة الحرة والأمة عند الأجانب جميع البدن.

Ketiga, aurat perempuan merdeka dan budak perempuan yang harus ditutupi ketika bersama dengan laki-laki ajnabi (bukan mahrom) adalah seluruh anggota badannya.

وعند محارمهما والنساء ما بين السرة والركبة.

Keempat, aurat perempuan merdeka dan budak perempuan yang harus ditutupi ketika bersama dengan laki-laki yang berstatus mahrom dengannya adalah bagian badan antara pusar dan lutut” (Safinatun Najah yang dicetak Nurud Duja-terjemah Safinatun Najah dalam bahasa Jawa- hal 58-59, terbitan Menara Kudus tanpa tahun).

Tegas dalam kutipan di atas bahwa menurut penulis Safinatun Najah seorang perempuan merdeka harus menutupi seluruh tubuhnya (termasuk mata) tanpa terkecuali ketika bertemu dengan laki-laki ajnabi baik di rumah, di warung, di pasar ataupun di sekolah.

Sebagaimana yang ditegaskan oleh Kyai Asrar bin Ahmad bin Khalil Wonosari Magelang dalam Nurud Duja fi Tarjamah Safinatun Najah. Terjemah Safinatun Najah dalam bahasa ini diberi kata pengantar oleh penerjemahnya pada tanggal 17 Sya’ban 1380 H atau 1 Januari 1961 M dan diberi kata sambutan oleh Kyai Muhammad Baidhawi bin Abdul Aziz Lasem pada tanggal 27 Jumadil Akhir 1380 H atau 16 Desember 1960 M dan Kyai Bisri Mushthofa Rembang pada 28 Jumadil Akhir 1380 H atau 17 Desember 1960 M.

Di halaman 59, Kyai Asrar pada komentar no 3 mengatakan, “Nomer telu: aurate wadon merdeka lan amah naliko sandingan karo wong lanang liya yo iku sekabehane badan”.

Yang artinya dalam bahasa Indonesia, “Macam aurat nomer ketiga adalah aurat perempuan merdeka dan budak perempuan ketika berada di dekat laki-laki ajnabi adalah seluruh badannya”.

Penjelasan penulis Safinatun Najah dan Kyai Asror dari Wonosari Magelang tersebut tidaklah bisa dipraktekkan kecuali jika para perempuan memakai burqoh atau cadar yang menutupi seluruh badan termasuk mata. Kalau sekedar cadar yang masih menampakkan kedua mata masih dinilai kurang sesuai dengan penjelasan di atas.

Yang sangat disayangkan mengapa belum pernah saya jumpai saudara-saudara kita para mbah romo kyai NU yang menerapkan aturan ini pada istrinya (baca:bu nyai) atau pada anak-anaknya. Belum pernah juga saya jumpai warga nahdhiyyin yang menerapkan kandungan kitab Safinatun Najah ini padahal mereka sangat sering mengkaji kitab ini.

Mengapa realita berlainan dengan teori di kitab? Adakah belajar agama itu sekedar wawasan bukan untuk diamalkan?

Moga Allah selalu menuntun langkah-langkah kita menuju ilmu manfaat dan amal shalih yang berlandaskan ilmu yang benar.

awam October 8, 2010 at 12:46 AM  

ha,ha.... ente anonimous, kan mencari sesuatu yang ente anggap salah. Tentu sesuai dengan niatmu! NU menurutku baik. kalaupun ada yang salah itu oknum tu manusiawi. Oya sama dg ente pake anonimous? kalau memang itu kebenaran mengapa harus disembunyikan identitasnya! mungkin kita belum tahu semua tentang NU Men....

Anonymous October 13, 2010 at 12:43 AM  

saya agak ragu dengan pemaparan diatas.. Untuk masalah cadar, Imam Syafi'i berpendapat bahwa hijab seorang muslimah adalah seluruh bagian badan kecuali telapak tangan dan muka ketika sholat, sedangkan di luar sholat hanya telapak tangan yang boleh dilihat.. itu menunjukkan Imam Syafi'i berpendapat wajibnya cadar di luar sholat. Kalau saya memilih pendapat cadar sunnah meski saya bermadzhab syafi'i. Sedangkan untuk jenggot, saya memilih pendapat ulama yang melihat konteks haditsnya. Memanjangkan yang dimaksud adalah memelihara dalam arti membiarkan. Jika anda tak punya jenggot ya tidak usah ditumbuhin jenggotnya karena takut merubah ciptaan. Kalau anda punya jenggot pelihara saja dan apabila terlalu panjang potong saja sebatas genggaman tangan. Itulah pendapat yg saya pilih. Jenggot saya sedikit dan tidak tumbuh-tumbuh lagi. Saya biarkan saja. Yang terakhir masalah Isbal, itu adalah objek penelitian saya 4 tahun terakhir. Dulu saya berpendapat seperti anda. Sekarang saya memilih pendapat yang mewajibkan. Alasannya ada beberapa atsar sahabat yang shahih salah satunya dari Umar yang memerintahkan anaknya agar tidak berkain melebihi mata kaki. Beliau menyuruh anaknya untuk menaikkannya sampai batas betis. Masih banyak lagi atsar2 shahih tentang Isbal. Adapun Abu Bakar, adalah pengecualian karena berpinggang kecil. Anda perhatikan saja celana para petani dan orang2 di pesisir yang Islamnya kuat. Dari dulu tidak pernah melebihi mata kaki. Saya kira Ulama yang datang di Indonesia dari dulu mengajarkan yang seperti itu dan baru abad ke-20 terjadi pergeseran pendapat. (seorang Nahdliyin yang mencari kebenaran agamanya)

Arief Rizqillah November 8, 2010 at 5:54 PM  

anonymous
katanya jangan menghakimi yang lain salah
tapi ente sndiri trus mencari2 kekurangan orng2 NU
belajar lagi yah
ilmu anda masih sangat tekstual
anda belum bisa menghargai perjuangan para walisongo yang meyebarkan islam di Jawa
merka tidak hanya org2 'alim
mreka cerdas dalam melihat dan membaca situasi zaman
da'wahnya jadi diterima oleh mayoritas orang jawa pada waktu itu yang jelas2 sebelumnya memegang teguh faham animisme, dinamisme serta agama hindu-budha

mrmung November 9, 2010 at 3:08 PM  

begini koq repot.... kalau saya gk melihat itu malah. gak memanjangkan sampai menyentuh tanah, karena takut celana atau sarungku kena telek ayam, biar sholat gk membawa najis. masalah cingkrang, ya gk cingkrang2 amat lah.... wagu dilihat, kurang keren. yg dosa bener tuh... yg sombong. celana kepanjangen sombong ya gk boleh, cingkrang terus sombong (merasa diri yg paling benar) juga dosa. apalagi gak pakai celana terus sombong (tambah dosa tuh....) hahahha....

------------
artikel2 disini menarik utk disimak, dan yg komen jg asyik2. ada pro kontra. jd menambah wawasan, cuma yg gak boleh menurutku:
- gk ninggalin nama kalau komen,
- menyalahkan orang lain.
- mengklaim diri yg paling benar (sombong itu), apalagi menyalahkan orang2 alim jaman dlu, padahal kl sy lihat orng2 sekarang gk ada apa2nya dr orang alim jadul.

Anonymous January 21, 2011 at 9:07 AM  

jika memang msk ikhtilaf ya baiknya berlapang dada jgn trkesan memaksa.intropeksi ke diri sendiri dan jamaah masing2.kalau menyalahkan pasti tdk ada hbs2x.mhn maaf di salafy sendiri pun banyak yg tdk mengamalkan.ana pribadi pernah brtemu us salafy alumni madinah tp aurat keluargax tdk dijaga,memasukkan ikhwn salafy menjd pns lwt nepotisme,mengharamkan wanita keluar rmh utk bekerja tp istrix jualan d pasar,kerabat2 wanitax krja pns,bhkan ada ust salafy yg mnharamkn ikhwan kuliah krn adax ikhtilat tp istrix krja pns dan ktika istrix dkuliahkn lg oleh depag dia malah senang.bnyk jg ikhwn slfy yg jd pns,takut tdk trjamin ms depan.ktika ana tanya bukankah rizqi d tngan Allah mrupakn bgian dr aqidah yg mjadi fokus dkwh slfy,mrk diam.bhkn ktika ana tantang kelvar dr pns smpai skrg tdk ada ikhwh slfy yg brani kluar dr pns.afwamw.

Anonymous February 13, 2011 at 2:08 AM  

sebagai umat Islam yang diperlukan adalah....jujur dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya...jangan merasa sudah cukup dengan ilmu kita. Dan hati-hati dalam mengambil pendapat dari orang lain meski dari orang yang kita anggap sbg guru, ndak tergesa-gesa menganggap mesti benernya...!
lihat umat terdahulu ( kaum salaf ) yang tak bosan mencari ilmu yang benar karena takut salah dlm mengamalkan agama. mereka senantiasa cek dan recek sebelum mengamalkannya atau menyampaikan kpd yang lain. inikan sangat berbeda dg keadaan sekarang, kalau yang bicara sdh dianggap orang ualiiim...ya udah deh, dimakan mentah-mentah gitu aja. karena dianggap mereka ini ndak mungkin melakukan salah...,gmana???

Anonymous February 17, 2011 at 7:35 PM  

orang NU itu memang tak suka dengan sunnah!

Anonymous February 20, 2011 at 12:19 AM  

buat anonymous@ : ibadahmu saja belum tentu diterima, nyalahin orang lain,,,,,kalau kamu sudah mencapai maqom ma'rifat alias tahu mana yg benar dan mana yang salah ( menurut Alloh ) baru boleh menyalahkan apa yang diyakini orang lain,

Anonymous February 27, 2011 at 10:54 PM  

u/ nadisa : sebenarnya ndak perlu saling menyalahkan, kalo cuma masalah ini...mengetahui benar dan salah sudah ada standartnya yaitu Al qur'an, as sunnah dan hasil ijtihad dari ulama yang shalih ( ijma & qias ).kalo amaliah sesuai berarti benar tp jk sebaliknya berarti salah. pahami dulu apa itu makna maqam ma'rifat...? semoga hatimu tidak dihinggapi sikap taashub.yuk belajar lg.....

Anonymous March 9, 2011 at 1:02 AM  

damai itu indah.kl umat islam msh memperdebatkan hal2 khilafiyah spt ni kpn akan brsatu?kaum kafir akan smkin mudah mmecah belah kita.

Anonymous March 19, 2011 at 3:51 AM  

CELANA CINGKRANG TAPI SOMBONGNYE BUKAN MAEN,.. MASYA ALLOH....

Anonymous April 6, 2011 at 2:16 AM  

Rasulullaah bersabda: "Sesungguhnya siapa saja yang hidup diantara kalian sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak, maka hendaknya kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah Al-Khulafa Ar-Rasyidin sepeninggalku, gigitlah dengan gigi geraham, dan hati-hatilah kalian dari perkara-perkara baru dalam agama, karena setiap perkara baru dalam agama adalah bid’ah ….” [Shahih dikeluarkan Tirmidzi dan lainnya]

Perhatikan hadits tersebut. Perpecahan umat Islam disebabkan perkara baru. Maulid Nabi adalah perkara baru. Maulid Nabi terbukti memecah belah umat Islam.

Wallaahu a'lam.

jauhari tontowi April 9, 2011 at 9:36 PM  

heheh...rasanya dari dulu sebelum wahabi merebak maulid nabi adem ayem aja...jadi yg bikin perpecahan siapa ya..

Jika benar jenggot itu wajib, kenapa para sahabat tidak semua mewarnai rambut, padahal perintahnya menggunakan redaksi yang sama dengan memanjangkan jenggot. Sudah berulang kali saya tanyakan hal ini ke temen2 wahabi tapi belum bisa menjelaskan.

Anonymous April 10, 2011 at 7:29 PM  

Bismillaah,

@Jauhari Tanthowi,

Jangan pakai perasaan bila berkomentar tapi pakailah fakta-fakta sejarah. Setelah Rasaulullaah meninggal, muncul banyak perkara baru yang semua itu memecah belah umat Islam.

Setiap muncul perkara baru, umat Islam terbelah menjadi dua: mereka yang setuju dan mereka yang tidak setuju dengan perkara baru tersebut. Begitu seterusnya, perkara baru terus muncul dan umat Islam hingga kini terpecah belah.

Contoh perkara baru yang memecah belah umat islam adalah Maulid Nabi.

Maka benar sabda Rasulullaah: "Berhati-hatilah dengan perkara yang baru."

Wallaahu a'lam.

Sekilas Information April 11, 2011 at 11:32 AM  

Assalamualaikum Wr Wb,Comment saya "Semua tergantung pd niatny,bkn bgitu? hehehe"
d setiap artikel saya mohon d tuliskan nama penulisnya,,,saya mau mengabadikany sebagai refrensi dn studi atas kuliah saya
trima kasih atas Ilmunya,smoga bermanfaat bagi smua

www.halim.com April 13, 2011 at 8:55 PM  

Assalamu'alikum Wr wb
mohon dengan hormat jangan saling menyalahkan kembali pada diri kita sendiri, YANG BERJENGGOT DAN BERCADAR jangan lantas mengaku paling benar dan akan masuk surga. Surga itu hak Allah yang tidak bisa diinterpfensi manusia, kalau kita selama hidup di dunia berbuat baik, menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, kemudian kita tidak dimasukkan ke surga olah Allah,apakah kita mau protes/demo pada Allah?
jadi tolonglah sadar diri melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya semata-mata karena Allah bukan karena siapa-siapa.
berbahagialah orang yang tidak mempunyai kesempatan untuk mencari-cari kesalahan orang lain.
berbahagialah orang yang dalam amal ibadahnya tidak karena siapa-siapa, hanya karena Allah semata.
wassalam

joni April 13, 2011 at 9:00 PM  

@jauhari tontowi

Untuk mas jauhari, untuk menambah wawasan coba baca artikel di http://addariny.wordpress.com/2010/01/31/jenggot-haruskah-5-terakhir/

Semoga bermanfaat, amin.

Anonymous April 14, 2011 at 7:19 PM  

Bismillaah,

@Mas Halim yang baik,

Perlu diklarifikasi bahwa yang mencari kesalahan orang itu bukan orang yang berjenggot dan bercadar, tapi mereka yang tidak berjenggot dan bercadar menyalahkan orang yang berjenggot dan bercadar.

Artikel di atas sudah jelas mencari kesalahan orang yang berjenggot dan bercadar.

Wallaahu a'lam.

www.halim.com April 16, 2011 at 9:00 AM  

mhn maaf mas, saya tidak menuduh siapa-siapa. cuma tolonglah nomor satukan ukhuwah islamiyah. selama ayahadat, sholat, kiblat, kitab, dan nabi kita sama, mengapa perlu diperdebatkan. kita umat Islam jangan hanya selalu ribut dengan perbedaan-perbedaan yang tidak prinsip, lebih baik cari cara bagaimana supaya orang islam tidak pindah agama karena hanya sebab kelaparan, aliran-aliran sesat tidak berkembang di sekitar kita, anak-anak remaja muslim tidak brutal, tawuran, mabuk dan sebagainya. Insya Allah ini lebih penting untuk dicarikan jalan keluarnya, bukan masalah-masalah sepela seperti yang sering terjadi diantara kita ummat Islam.
Wassalam

jauhari tontowi May 17, 2011 at 2:37 AM  

@ joni, tks
Perintah memanjanggan jenggot vs mewarnai.
Situasi pada saat itu, jenggot merupakan 'urf (kebiasaan yang sangat lazim), sehingga ketika kedatangan majusi yang mencukur jenggot sangat aneh. Jadi tanpa diperintah pun sahabat sudah akan memanjangkan jenggot (wong itu sudah kebiasaan). Jadi sahabat memelihara jenggot belum tentu krn dasar perintah, sebagaimana sahabat tidak mewarnai rambut meskipun diperintahkan.
Dan perlu dikoreksi dari penjelasan di site tersebut bahwa Nabi menyemir rambutnya.

joni May 19, 2011 at 5:43 PM  

@ jauhari tantowi

"Jadi sahabat memelihara jenggot belum tentu krn dasar perintah". Kalimat tersebut sangat tidak pas kalo diterapkan untuk para sahabat, karena mereka adalah orang-orang pilihan yang dipilih Alloh untuk mendampingi rosulnya. Jadi ketika mereka melaksanakan sesuatu tidak lepas dari niat untuk taat kepada alloh dan rosulnya, jauh dengan kita yang mungkin masih mikir-mikir untung rugi kalau melakukan sunnah rosul.

udin May 19, 2011 at 5:48 PM  

dan yang perlu di perhatikan betul memang jaman dulu jenggot sebagai tanda pengenal kalau orang islam karena dulu belum ada KTP jadi pengenalnya kalo islam ya pakai jenggot biar beda dg orang kafir,tapi skrg kan ada KTP kalo dlm KTP sdh islam tambah pake jenggot monggo tdk ya bukan unsur ibadah mahdloh aja kok repot kalo perlu di warnai sekalian rambutnya........(humor)

Anonymous May 20, 2011 at 7:18 PM  

dari comment2 yang ada sebelumnya, saya lihat comment2 yang memakai dalil adalah temen-temen dari salaf...sedangkan comment yang gampang mengumpat tanpa dalil shahih itu comment orang2 NU atau liberal seperti kebanyakan tukang becak dipinggir jalan....yah baiknya orang NU itu pasang iklan aja : "jika anda mempunyai masalah tanah, mencari tenaga keamanan gereja atau keamanan pasar...silahkan hubungi team aswaja NU atau banser..cukup rp.1000/orang dijamin masalah anda tuntas.." hahaha

Anonymous May 21, 2011 at 7:12 AM  

saudara ada yang mengatakan orang NU tdk suka dg sunah, terus yang mengikuti sunahnya para sahabat itu siapa ya? seperti tarawih 20 rekaat,adzan jum'at 2x,khotib pakai tongkat,sholat sukrul wudlu dll,setahuku orang salafi sini tdk melakukan itu semua bahkan ada yg mengatakan itu salah.

Puji Ibnu Ahmad May 21, 2011 at 9:22 PM  

Untuk semua saja memberikan komentar, siapun dia, apakah saudaraku dari kalangan NU, juga saudaraku dari Kalangan Salafi, hendaknya semua berpegang dengan akhlak yang mulia dalam berkomentar, bukankah Nabi shallallahu 'alaihi wa aalihi wa sallam diutus tidak ada lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia? janganlah masing-masing saling mengucapkan kata-kata yang menyakiti hati, sungguh hati ini sakit saat ikhwah dari Salafi berkata tanpa akhlak kepada ikhwah dari NU demikian juga sebaliknya. hendaknya siapa yang punya ilmu menyampaikan ilmunya dengan sopan, tulus, dan hanya berharap wajah Allah, jauh dari keinginan untuk membalas, menjatuhkan, atau mengalahkan saudaranya, tapi murni untuk menyampaikan kebenaran yang ada padanya dengan berharap Allah subhanahu wa ta'ala memberikan hidayah kepada dirinya dan saudaranya kepada apa yang Dia cintai dan ridhai. sedang yang merasa kurang ilmu, cukuplah dia membaca, merenungkan, membandingkan dalil-dalil setiap orang yang memberikan komentar dengan ilmunya, dan jangan asal-asalan memberikan komentar hanya karena semangat "sakit hati", dan merasa benar sendiri. bukankah seluruh ucapan kita akan dimintai pertanggung jawabannya kelak?

Anonymous May 21, 2011 at 11:30 PM  

ya saya setuju dg mas puji,tapi pertama kali yg suka menuduh menjatuhkan dan mengklaim dirinya yg paling benar itu setahu saya kok dari saudara2 salafi ya,betul nggak?

Anonymous May 22, 2011 at 9:14 PM  

orang NU gak usah ngomong agama aja..malah menyesatkan ..
lebih baik pasang iklan : "jika anda mempunyai masalah tanah, mencari tenaga keamanan gereja atau keamanan pasar...silahkan hubungi team aswaja NU atau banser..cukup rp.1000/orang dijamin masalah anda tuntas.." hahaha

Anonymous May 29, 2011 at 7:47 AM  

La...yang kayak begini ini biangnya perusuh n pencari masalah. diajak baik dr komentator sblmnya kok malah nyeletuk ke banser segala. dasar preman berjubah lo.

Anonymous May 30, 2011 at 7:47 AM  

Catatan Hari:
Rumus=
Pentaklid Buta= Fanatik Ormas/organisasi/tokoh+tidak peduli hadis dhaif,palsu (semuanya boleh)+pemahaman terhadap dalil tidak seperti pemahaman nabi dan shahabatnya+berdebat tanpa dalil+menuduh seseorang yang bertauhid dengan Wahabi

Pengikut Nabi=Tunduk dengan dalil shahih+tidak meremehkan sunnah+berargumen dengan dalil shahih+tidak terkungkung satu ormas/kelompok/hizb+meyakini bahwa setiap ibadah harus ada tuntunannya

Saudara-saudara dari Nu dan selainnya termasuk kelompok yg mana?

Anonymous June 20, 2011 at 1:54 AM  

coba komentar yg tdk sefaham dg website ikhwanii Salafiyiin pasti LANGSUNG di DELET biar koment2 dibloknya seakan2 smua pada setuju&membenarkan ...SALUT BUAT BLOG INI akhirnya kite2 pd tahu pemahaman masing2 yg katenye suka sunnah lihat realitanya dijamin masjidnya sepi, ....yg dikedepankan adalah jenggot,jidat hitam, celana cingkrang dan dzikir yg berlafatkan bidah, syirik,musrik 33x

Anonymous June 20, 2011 at 6:55 AM  

BENAR JUGA YA...kelihatannya sepertinya alim, berjenggot, jidat hitam digasrot2in tiker biar dianggap ahli sujud...riyak kale, begitu kita ajak ngobrol nggak jauh dari ngomongin bid'ah, syirik kesaudara muslimnya..KALO TDK PERCAYA BUKTIKAN...masuk ke blognya or fb yg seharusnya menjadikan tenang hati kita malah sebaliknya...ke website org syiah saja lebih bermanfaat, apalagi dengerin ceramahnya seperti otsman umar shihab (transTv) hati terasa tenteram dan begitu indah tutur katanya,SubhanAllah

Anonymous July 1, 2011 at 5:02 AM  

RIBUT JA KALIAN!!
Lakukan ja yang menurut kalian benar berdasarkan dengan kepercayaan klian,,,
gak usah ribut mengenai halal dan hram,,
biarkan ja ALLAH SWT yg menilainya,,,

Anonymous August 10, 2011 at 8:04 PM  

hehehe...
kalian bisa bicara begitu,smua kalian salahkan dan menganggap kalian adalah yg benar semuak kalian Bid`a kan dan menganggap kalian yg paling benar

apakah perbuatan kalian sehari2 itu sudah benar semua???
Apakah perbuatan kalian sehari2 itu sudah sesuai dgn syariat agama????
Apakah perbuatan kalian sudah sesuai dgn sunah rosul semua?????

jangan berlagak sombong karena yg patut sombong hanya Allah dan Allah pun tidak pernah sombong

hati2 jika semua itu tidak sesuai dengan kenyataan Anda sehari2 akan kembali ke diri Anda sendiri

Allah maha tau dan ingat di tubuh Anda2 ada malaikat yg mencatat baik buruk anda

Anonymous August 13, 2011 at 8:17 PM  

noted "sejarah berdarah sekte salafi wahabi"

Rosulullah saw bersabda ;
Akan lahir dari keturunan orang ini kaum membaca Alquran, tetapi tdk sampai melewati batas tenggorokannya (tdk memahami substansi misi-misi alquran hanya hafal dibibir saja), mereka keluar dari agama seperti anak panah tembus keluar dari badan binatang buruan, mereka memerangi orang islam namun membiarkan para penyembah berhala (HR Bukhori......)

dlm riwayat lain beliau bersabda:
"mereka itu sejelek2nya dari pd binatang, mereka tdk termasuk dlm golonganku....."(HR shahih muslim)

perkataan itu ditujukan utk kaum khawarij
Mereka adalah kelompok yg tdk memahami islam mereka adalah rata2 qa'imu al-lail, shai'mu an-nahar, hafidzu alquran, mereka hafal alquran, stiap malam sholat tahajud, hampir setiap hari puasa sunah, jidatnya hitam, lututnya kapalan utk sujud , gambaran ini diriwayatkan secara detil dlm syarah Shahih Muslim

termasuk sosok dzul khuwaisirah adalah sosok yg berjidat hitam, kepala botak tak berambut, tinggi gamisnya setengah kaki dan jenggotnya panjang.

Ciri2 diatas bisa jadi tetangga, teman, saudara kita yg membuat gelisah umat islam sekarang2 ini yg hoby-nya membid'ahkan, mengkafirkan sesama muslim lainnya yg tdk sepaham ...SIAPAKAH DIA?

pasti anda akan bilang PANTAS

direkomendasikan oleh ketua MUI layak utk membeli buku tsb lho....ayaooo beli tp susah nyarinya sudah cetakan 7 dgramedia lgs ludes

Abdullah August 24, 2011 at 9:51 PM  

KITA IKUTI SAJA CARA SALAFUSSHOLEH..JANGAN BANYAK ALASAN & KOMENTAR.

Abdullah August 24, 2011 at 9:58 PM  

SAMI'NA WA ATO'NA, KAMI DENGAR & KAMI TA'AT. Nabi Saw & para Sahabat Ra & Para Tabi'in memelihara jenggot & tidak isbal (cingkrang). IKUTI SAJA CARA MEREKA DALAM URUSAN AGAMA, JANGAN KOMENTAR & JANGAN BANYAK ALASAN.. Tidak cocoklah..inilah..itulah..banyak alasan.

Anonymous August 24, 2011 at 10:45 PM  

Berdakwah dengan darah-berdarah..kita bisa lihat sejarah Islam di Indonesia, ketika hendak mengislamkan, terjadi juga pertumpahan darah. Dakwah dengan musik & tradisi yang dielu-elukan, ternyata ada juga darah yang tumpah. Sama saja dengan di Arab & lainnya.

Anonymous August 28, 2011 at 1:41 PM  

Gitu aja repot

Anonymous August 28, 2011 at 1:45 PM  

Seneng ngafirke marang liyane , kafire dewe gak digatekke......(Gus Dur)

Anonymous September 9, 2011 at 3:11 AM  

dalam persfektif fikih/syariah sah saja pendapat penulis di atas namun dalam wacana idola mengidolakan fans dan ngefans, jelas kurang benar pernyataan dari penulis ini, sebagaimana seorang cinta pada artis maka semua gayanya akan diturutinya, baju, rambut dll, seperti ada santri yang cinta sama kiayinya yang tidak berjenggot maka tidak berjenggot pula, NU sekarang mengidolakan Gusdur, Gusdur mengidolakan KH Wahid Hasyim ayahnya, sedangkan KH Wahid hasyim mengidolakan Presiden Soekarno maka jadilah semua yang mengidolakan gusdur/soekarno tidak berjenggot. lain halnya jika anda melihat foto di atas hadrotussyaikh Hasyim Asyari yang berjenggot dan berjubah, beliau mengidolakan guru-gurunya.
jenggot, imamat(surban dikepala),siwak basah adalah sunnah ulama-ulama dunia, mereka ittiba kepada sunah Rosulullah Saw melalui para sahabat, tabiin dst nya
bukankah Alloh berfirman sungguh pada diri Nabi saw terdapat suri tauladan yang baik,
bukan mengikuti style kiayi habib atau siapapun tapi justru yang ada nash quran dan hadis adalah mengikuti adab, akhlak dan prilaku Muhammad saw, sunah/adab nabi ada 3

http://www.facebook.com/notes/rohim-pencinta-rosulullah-saw/cinta-itu-meng-idolakan/217747761615466

Anonymous September 12, 2011 at 2:43 AM  

Podo Bodhone wae kok menteng kelek...mbok yo sing areh...koyo pinter-pintero dewe cak..ngaji yo manut sing di ji..yen weruh iku bener yo di lakoni..ndak usah eker gegeran...ngrusak persatuan umat..setuju opo ora..iki omongane wong sing bodho lho yo.

www.halim.com September 12, 2011 at 3:26 AM  

Ribut masalah Jenggot ???
Abu Jahal berjenggot
Ahmad Dani berjenggot
Temennya Kera Sakti berjenggot
banyak pendeta yg berjenggot
Jenggot diributin
tuh... banyak saudara kita yg gak solat
kita cari cara gimana mereka bisa solat
apakah org berjenggot yg tidak solat masih dianggap mengikuti SUNNAH ????

Anonymous September 13, 2011 at 9:52 AM  

Kalau solat sih dah pasti mas..ga usah dibahas disini..semua orang dah tau.. ini lho jengggot dan celana cingkrang ko disepelekan..padahal salafussholeh mengamalkan..

Anonymous September 18, 2011 at 11:43 PM  

Umat Islam makin jauh dari Islam sebab meremehkan sunnah seperti berjenggot dan berpakaian di atas mata kaki. (Ibnu Suradi)

Anonymous September 28, 2011 at 1:36 AM  

dah usah ribut,belum tentu yg berjenggot dan bercelana cingkrang sudah 100 % mengamalkan sunnah nabi,dan belum tentu jg yg tdk berjenggot dan bercelana cingkrang tdk mengamalkan sunnah nabi yg lainnya,bagi yg sudah,pertahankan dlm mengamalkan,bagi yg belum siap melaksanakan,amalkan sunnah yg lain semampunya,gitu aja kok repot

Unknown October 6, 2011 at 9:22 PM  

klo ada perbedaan pendapat, maka kembalikan kepada Al quran dan sunnah secara leterlek/tekstual/opo ono'e/ jangan menurut pendapat lagi...ga selesai2 nanti.
setelah itu sami'na wa atho'nah.

Unknown October 6, 2011 at 10:54 PM  

klo menulis sesuatu seperti tulisan diatas, sebaiknya mencantumkan beberapa hadist, krn setahu saya(saya ini awam) hadist2 tentang celana cingkrang, dan jenggot tidak hanya satu, tapi banyak, jika memang pak admin ingin menyampaikan kebenaran yg sebenar2nya dimohon mencantumkan banyak hadist, tentu saja yg shahih.

Ahmad Fauzi Ch October 30, 2011 at 6:22 AM  

hehehe maunya pada meributkan hal2 yg furu' aja. apa yang memasukkan seseorang ke syurga itu jenggot, celana cungkrang dan cadar. dan yang memakai atribut2 itu juga ahli syurga dan merasa paling ahli syurga. malah antum2 yg memperdebatkan hal tersebut bisa jadi bukan ahli syurga (saya tidka mau bilang ahli neraka), karena semua berbicara (comment) disitus ini dengan hawa nafsu masing2 sudah mengambil hak2 nya Allah Swt. yang bisa memfonis hambanya dengan keadilan-Nya, andaikan org tidak memakai atribut tsb. tentunya resikonya di tanggung sendiri, tidak mengajak antum2 baik dia masuk syurga maupun masuk neraka. antum2 tdk sadar bahwa antum2 sdh diperalat dan di obok2 oleh orang2 yahudi dan nasrani yg sampai akhir zaman tdk ridho kalau islam dan ummatnya bisa tegak dan bersatu (jam'ah)sampai ummat islam ini mengikuti millah (jalan fikiran) mereka, namun bukan saja agama mereka.

Anonymous October 31, 2011 at 7:02 AM  

sudah sudah.... semua orang bebas berpendapat sekarang tinggal kitany saja yang bisa menilai lalu kerjaan nilai-nilai tersebut karena Allah bukan karena orang lain

Anonymous November 1, 2011 at 11:43 AM  

sheikh ahmad deedat mati2an perangin kristen.. malah kita islam debat....

semua muslim itu saudara...
titik.....

itu bekal kita melawan nasrani dan yahudi....

Anonymous November 1, 2011 at 11:46 AM  

buka youtube,,,,

sheikh ahmad deedat
"apakah jesus Tuhan??"
"is the bibble god word??"

lebih seru...
menggunakan al quran sebagai sumber untuk menyerang nasrani....

www.halim.com November 8, 2011 at 8:49 PM  

sudahi perdebatan ini sampai disini saja, ke depan mari kita membangun Islam dan umat ISlam supaya tidak kecolongan,
tuch liat............
banyak saudara2 kita yg sdh pindah agama krn hanya mencari makan

NU TOBAT November 22, 2011 at 9:01 PM  

AGAMA BUKANLAH MILIK PEMENANG DEBAT. APALAGI DEBATNYA ALA GENIE..... HANYA DILANDASI FANATIK ORMAS......... TOKOH.........
KEMBALIKAN SEMUANYA KEPADA MADZHAB SHAHABAT ROSUL AJA............
SECARA DALIL SYAR'I MEREKALAH YANG TELAH DIRDHOI ILMU AMAL DAN PEMAHAMANNYA.
ORMAS???? SOPO SING JAMIN..............
TOKOH ATAU PENDIRI ORMAS???? SOPO SING JAMIN.........
TAPI PARA SHAHABAT, ALLOH........ ALLOH.... ALLOH,,,,,,, TELAH ,MENJAMINNYA.

Santunan Yatim Piatu November 25, 2011 at 9:07 PM  

hihihi lucu kali disini... hahahahaha...

Anonymous September 9, 2013 at 9:40 PM  

Iblis,berkata : 'Kutunggu kalian di neraka , ha...ha...,aku berhasil mengadu domba kalian '

Unknown August 24, 2014 at 9:22 PM  

Percuma ngomong sm org yg sdh kena doktrin....posisikan dimana posisi kita..."ulama,umaro atau ummat...???
Al 'ulama warosatul anbiya.

Unknown August 24, 2014 at 9:25 PM  

Antum klu sdh kehabisan kata,jgn bw2 kyai NU...apa g terbalik bahwa antum yg habis2an menyerang warga NU...""

Unknown August 24, 2014 at 9:31 PM  

Antum tau..."
Agama Islam adl fleksibel dan kondisional,makanya diperlukan ijma dan qias agar ummat tdk kaku dlm beragama berbangsa dan bernegara .klian ummat tdk usah berijtihad, ikuti ulama yg nasob ilmunya sampai kpd nabi saw, bereeeeees.."

Unknown August 24, 2014 at 9:39 PM  

Bukan apriori tp kalian yg menyalahkan org yg tdk seragam dgn kalian... Tau hukum sunnah g...? Klu mau ikut semua gaya nabi,knp kalian tdk memanjangkan rambut kepala,rambut nabi pjg kira2 40cm....""mknya klu belajar ilmu agama jgn hanya syariat belaka ttp jg harus pakai hakekat/ tarekat,biar bersih hati kalian dan otak kalian akan dibimbing Alloh SWT.

Unknown August 24, 2014 at 9:43 PM  

Oi...anak kemarin sore tau apa kalian ttg NU...
AL ulama warosatul anbiya.
"Sami'na wa atho'na mbah kyai " bereeeeasssa".

Unknown August 24, 2014 at 9:47 PM  

Sebaiknya antum belajar dl tentang aliran2 yg sesat dan dicap sesat,salah satu nya alkhowarij dan jabariah yg implementasinya berubah ke dlm per bagai bentuk amalan dan aliran saat sekarang ini.."
Camkan saudara2 ku,sblm pintu taubat ditutup.

Unknown August 24, 2014 at 9:53 PM  

Sadarlah wahai saudaraku,apa kapasitas kita...?? Ulama,umaro atau ummat...smua sdh ada bidangnya masing2.brg siapa yg ikut jamaah mk dia selamat,apa itu jamaah..?
Yaitu mayoritas ummat.amien.

Unknown August 24, 2014 at 10:00 PM  

Klu saya ikut ulama yg ilmu nasobnya sampai kpd Nabi saw.beereeeees.
AL ulama warosatul anbiya,sami'na wa atho'na mbah kyai...""

Unknown August 24, 2014 at 10:08 PM  

Ente pernah lihat Imam sholat masjid makkah almukarromah...???
Bahkan beliau2 para Imam sholat tsb kainnya pjg2 sampai menutup telapak kaki..mana yg bener,ente atau pr imam makkah....????"
Makanya belajar agama jgn hanya scr kontekstual aja,kasihan deh lho..."
Semoga Alloh SWT memberikan hidayahNya,amien....

Anonymous March 28, 2015 at 9:37 AM  

Seandainya tidak ada bid'ah pasti islam cuma satu

Anonymous March 28, 2015 at 9:37 AM  

Seandainya tidak ada bid'ah pasti islam cuma satu

Anonymous April 22, 2015 at 10:20 AM  

Pinter ya kamu , sudah lebih baik dari yg lain ? Sudah seberapa baguskah ibadah mu yg nanti akan kamu pertanggung jawabkan di hadapan ALLAH SWT

Unknown May 29, 2015 at 7:21 PM  

Sipp..

Unknown May 29, 2015 at 7:24 PM  

Mantab

Unknown June 28, 2015 at 3:45 AM  

Sesungguhnya sebaik-baiknya perkataan adalah kitabullah (Al-Qur'an) Dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam(sunnah). "HR. Muslim"

Anonymous September 17, 2015 at 12:00 AM  

https://mengujikejujuranidrusramli.wordpress.com/2015/09/17/jenggot-celana-cingkrang-dan-cadar-dalam-prespektif-idrus-ramli-seri-1-menguji-konsistensi-idrus-ramli-dalam-mendakwahkan-keyakinan-dia-tentang-sunnahnya-jenggot/

Unknown October 24, 2015 at 8:50 AM  

Ahlul bid'ah wal jamaah

Unknown October 24, 2015 at 8:53 AM  

Gak sekalian ikut iedul ghadir mas....

Anonymous December 24, 2015 at 6:52 AM  

"Wahai saudara ku sekalian, aku bisa baca tulisan mu tapi tidak paham apa maksudmu"
Saling mengingatkan itu sangat lah baik, malah dianjurkan. Maka sampaikan dengan lisan, mana yg benar dan salah, serta seperti apa perbaikannya. Sampaikan berdasar pengetahuan mu,(berpegang teguh pada Qur'an dan sunnah, dan mengacu pendapat para ulama) Jika terjadi perbedaan karena beda penafsiran dikalangan ulama, maka hargai hormati pendapatnya(masing masing berucap dg ilmu). Jangan ada perdebatan, menebar kebencian, perpecahan, apalagi saling mengkafirkan. Karena kita adalah saudara! Masih sama kok akidahnya, syahadatnya juga sama.

Unknown February 8, 2016 at 5:39 PM  

Nyembah2 kuburan produk india.

Unknown March 24, 2016 at 8:05 AM  

g usah memanggil saudara klo akhirnya di bid'ahkan n disyirikkan

Anonymous April 29, 2016 at 3:00 AM  

Tengku denny rifky......hhh tinggal niat y brow....klo anda pergi masjid niat y curi sandal....y sama aja

Anonymous July 8, 2016 at 6:10 AM  

Setuju bingit

Anonymous July 10, 2016 at 10:45 AM  

Nggak ada ajaran nyembah kuburan mas, kamu korban media.

Unknown July 10, 2016 at 11:36 AM  

Beranteeeem teruss. Wong ya bukan ahlinya, gak malu kalian semua ? Kayak gini kalo diliat non muslim apa ya ada yang mau masuk islam ? Orang pada berantem. malu mas. Dewasa dikit deh, kalo ga mampu ngomong baik mending diem.

Unknown July 10, 2016 at 11:51 AM  

La km pikir islam ada berapa ? Aku paham maksudmu, tapi kalo di baca orang non muslim ngiranya islam itu beda beda. Padahal rukun islam itu mutlak, dilain itu bukan islam.

Unknown July 10, 2016 at 12:03 PM  

Nahh kan non muslim masuk liat debat kusir, nambahin fitnah. Km nulis yang bener. Peristiwa yang mana, dimana, kapan, oleh siapa. sumbermu apa ? Kalo cuma denger dari tetanggamu mending diem. Ga mendidik omongan kyk gitu.

Unknown July 15, 2016 at 10:09 PM  

Aku nek tak pelihara jenggotku gak ketok wajahku. Hadehhh...malah do mlayu wong nak ketemu aku. Hehehe

Unknown July 15, 2016 at 10:12 PM  

Setuju, tidak bela NU atau yg lainnya. Yg penting aurat ketutup klo menurut saya. Hehe...maklum org awam.

Unknown July 15, 2016 at 10:16 PM  

Yg keberatan siapaaa pakde, silahkan piara jenggot anda sampe menyentuh tanah. Gak ada yg melarang, ini indonesia. Silahkan lakukan yg gak melanggar undang2. Mau jln tanpa alas kaki juga boleh kayak org pedalaman itu. Hihih

Unknown July 15, 2016 at 10:22 PM  

Biarin aja boss, kan dia yg melakukan. Terus apa ruginya buat boss. Keep n calm aja. Ibadah urusan masing2 manusia sma Tuhannya. Slow situ....hehe

Unknown July 15, 2016 at 10:26 PM  

Ibadah urusan masing2 gak usah saling menjelekan. Berbangsa dan bernegara yg baik aja dulu boss. Klo ibadah dan agama urusan masing2 gak usah di nilai2. Biarin aja...keep calm boss kuh

Unknown August 3, 2016 at 11:32 AM  

الحمد لله الذي تتم الصالحات..بارك الله فيك... Semoga admin mendapat hidayah Allah dan memberikan ilmu lebih luas lg...sehingga wawasan islamnya tidak dangkal

Unknown November 5, 2016 at 3:41 PM  

Setuju. Sunnah itu kalau dikerjakan dapat pahala, ditinggalkan tidak berdosa. Tapi masak kita mau ninggalin yang jelas2 ada pahalanya (sunnah)? Dan Sunnah ini sebagai bentuk kecintaan kita kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam. Bukan malah karena sunnah jadi tidak perlu dikerjakan. Ini yang aneh dan jamak di masyarakat kita.

Unknown November 5, 2016 at 3:43 PM  

Setuju. Sunnah itu kalau dikerjakan dapat pahala, ditinggalkan tidak berdosa. Tapi masak kita mau ninggalin yang jelas2 ada pahalanya (sunnah)? Dan Sunnah ini sebagai bentuk kecintaan kita kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam. Bukan malah karena sunnah jadi tidak perlu dikerjakan. Ini yang aneh dan jamak di masyarakat kita.

Anonymous January 17, 2017 at 5:59 AM  

Bismillah,baca dari atas isinya debat semua yaa hehehe...
Rasulullah saw bersabda : "Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun dia benar dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaknya" (H.R Abu Dawud)

'Abdullah bin Amr meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah keluar sedangkan mereka (sebagian sahabat) tengah berselisih tentang takdir. Lalu memerahlah wajah Rasulullah saw karma marah,kemudian beliaw bersabda "Apakah dengan ini kalian diperintah? Atau untuk inikah kalian diciptakan? Kalian membenturkan sebagian Al-qur'an dengan sebagiannya! Karena inilah umat-umat sebelum kalian binasa" (H.R Ahmad, Ibnu Majah, dan Muslim)

Kita semua nanti dihisab sendiri sendiri kan. Gak usah sibuk ngurusin orang lain, toh kita aja belom tentu masuk surga.
Wallahu a'lam bisshowab

Unknown January 19, 2017 at 10:47 AM  

Mengaku mengikuti sunnah tapi masih punya syifat sombong atau paling benar.. yg bener iman itu terletak pada hati kita masing"

Unknown February 2, 2017 at 5:32 PM  

Maaf pemahaman sunnahnya harus di perbaiki.sunnah kalau dikerjakan berpahala kalau tidak dikerjakan tdk berdosa itu SANGAT SALAH klo menurut saya,yg BENAR sunnah kalau dikerjakan berpahala kalau tidak dikerjakan RUGI!!!!!

Unknown February 2, 2017 at 5:35 PM  

Maaf pemahaman sunnahnya harus di perbaiki.sunnah kalau dikerjakan berpahala kalau tidak dikerjakan tdk berdosa itu SANGAT SALAH klo menurut saya,yg BENAR sunnah kalau dikerjakan berpahala kalau tidak dikerjakan RUGI!!!!!

Anonymous May 31, 2017 at 6:29 AM  

Melaksanakan perintah Rasul adalah wajib berpahala meninggalkannya dosa. Apa yg dikerjakan dan tidak dilakukan Rasul adalah sunnah

Unknown June 18, 2017 at 2:43 AM  

Sekedar saran
Isbal ada yg mengharamkan & ada pula yg memakruhkan, berarti disini yg dipermasalahkan yaitu orang yg isbal, sedangkan yg tidak isbal tidak jadi masalah, oleh karena itu saya memilih yg tidak ada masalah yaitu tidak isbal....��

Anonymous June 29, 2017 at 4:20 PM  

Tahlilan produk hindu

Anonymous June 29, 2017 at 4:24 PM  

Ada perintah laksanakan,ganusah ditambah2i,islam udah sempurna ga usah dimodifikasi

Anonymous June 29, 2017 at 4:26 PM  

Ga ada toleransi dalam ajaran beragama mas,,ini urusannya surga atau neraka.

Anonymous June 29, 2017 at 4:27 PM  

Ga ada toleransi dalam ajaran beragama mas,,ini urusannya surga atau neraka.

Anonymous June 29, 2017 at 4:29 PM  

Padahal cek dan ricek itu juga termasuk wajib ,sesuai sunnah Rosulullah...kasian mau dibawa kemana ini nasib umat

Recoil Management August 23, 2017 at 5:41 AM  

https://youtu.be/QZIR8gArHJc

Andri September 16, 2017 at 10:02 PM  

Alhamdulillah

Anonymous October 17, 2017 at 9:30 PM  

Apaka nabi dulu pakai celana cingkrang?

Anonymous March 18, 2018 at 11:31 AM  

Opo to iki le?...
Becake ndang di parkir dhisik
Ndang dho wudlu, ben resik atine, mergo secuil daging iku sing kudu dijogo, ati resik iku pikiran yo becik.. GAKR

poss May 15, 2018 at 4:19 AM  

Apakah rosulullah dulu pake celana cingkrang?kalo saya gak cingkrang apa saya tidak termasuk umatnya

Unknown July 12, 2018 at 8:07 PM  

Kayanya ente kurang ngaji

Anonymous July 13, 2018 at 11:16 AM  

Hayooo cakaran bae srog
Muslim vs Muslim

Anonymous July 13, 2018 at 11:21 AM  

Tuhanya sama nabinya sama kitabnya sama kiblatnya sama saudaranya sama saling sikut saling caci saling hina saling benci
Hayoooo mau sampai kapan???
Woooooy yang katanya orang muslim hayu cari cari lagi perbedaan diantara kita sampingkan saja persamaan yg ada

Unknown September 10, 2018 at 6:12 PM  

tahlilan itu bidah dholalah...kasian kluarga si mayit udah dapat musibah ,harus nanggung biaya adat istiadat tahlilan..padahal banyak tuh biayanya..entar klo ga ngadain acara ritual tahlilan dibilang ga kasihan sama si mayit..ga toleran..bla..bka..bla..

Unknown September 10, 2018 at 6:24 PM  

saran buat kyai2 NU..tokoh2 NU,Nahdliyin sejati..cerdaskanlah masyarakat ,simpatisan NU,orang2 yg cuma ikut2an,trutama kaum abangan ,islam ktp ,orang2 kejawen yg nunut2 ke NU...berilah dakwah tentang agama Alquran dan Sunnah..jgn cuma mengedepankan toleransi trus akhirnya hukum dibelok2an,dilonggar2kan...berilah wawasan dan garis yg tegas antara syariat dan adat istiadat.

Post a Comment

Links Referensi Indonesia

Links Referensi Timur Tengah

Pengikut

http://mp3upload.ca/

  © Blogger template 'External' by Ourblogtemplates.com 2009 | Redesign by Jasa Pembuatan Blog Mung Bisnis

Back to TOP